Thursday 19 March 2015

IKTERUS FISIOLOGIS

IKTERUS FISIOLOGIS

Ikterus fisiologis
Ø  Pengertian Ikterus Fifiologis
Ikterus adalah perubahan warna kuning pada kulit dan sclera yang terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin didalm darah (Fraser,2012).
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/ml dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari liper, sistem biliary, atau sistem hematologi (Muslihatun, 2010).
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia.Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir,sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80 % pada bayi berat lahir rendah (Dewi,2012).
Ikterus fisiologis (ikterus neonaturum) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karen adanya bilirubin pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (Hidayat,2008)
Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis atau patologis, misalnya pada inkomplitibilitas Rhesus dan ABO, sepsis, penyumbatan saluran empedu dan sebagainya (Sarwono, 2010).
Bilirubin adalah roduk sampingan dari pemecahan heme yang sebagian besar ditemukan di sel darah merah.el darah merah yang sudah tua,imatur atau cacat dikeluarkan dari sirkulasi dan dipecahkan di dalam system retikuloendoelial (hati,limpa dan makrofag) dan haemoglobin menjadi produk seknder dari heme globin dan zat besi (Fraser,2012)
Kadar bilirubin dalam serum tali pusat yang beraksi indirek adalah 1-3 mg/dl/24 jam,dengan demikian ikterus dapat dilihat pada hari ke 2 sampai hari 3,biasanya berpuncak antara hari ke 2 dan ke 4 dengan kadar 5-6 mg/dl dan menurun sampai dibawah 2 mg/dl,antara umur ke 5 dan ke 7.Ikterus yang disertai dengan perubahan-perubahan ini disebut fisilogis dan disebabkan karena kenaikan produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin dikombinasi dengan keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh hati.Secara keseluruhan 6-7% bayi cukup bulan mempunyai kadar bilirubin indirek lebih besar dari 12,9 mg/dL dan kurang dari 3% mempunyai kadar yang lebih besar dari 15 mg/dL.
 Pada bayi prematur kenaikan bilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebh lambat dari pada kenaikan bilirubin pada bayi cukup bulan tetapi jangka waktunya lebih lama,yang biasanya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi,puncaknya dicapai antara hari ke 4 dan ke 7.Biasanya kadar puncak 8-12 mg/dL tidak dicapai sebelum hari ke 5-ke 7 dan ikterus jarang diamati sesudah hari ke 10 (Wahab,2012).
Ø  Etiologi
  1. Prahepatik (Ikterus hemolitik)
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik).Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya adalah infeksi,kelainan sel darah merah dan toksin dari luar tubuh,serta dari tubuh itu sendiri.
  1. Pascahepatik (Obstruktif)
Adanya obstruktif pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk kedalam aliran darah,sebagian masuk dalam ginjal dan dieksresikan dalam urine.Sementara itu sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sclera berwarna kuning kehijauan serta gatal.sebagai akibat dari obstruksi saluran empedu menyebabkan eksresi bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang,sehingga feses akan berwarna putih keabu-abuan,liat dan seperti dempul.
  1. Hepatoseluler(ikterus hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati mengalami kerusakan,maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah.Bilirubin direct mudah diekresikan oleh ginjal karena sifatnya yang mudah larut dalam air,namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah
Faktor Resiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:
  1. Faktor Maternal
a)      Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
b)      Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
c)      Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
  1. Faktor Perinatal
a)      Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
b)      Infeksi (bakteri, virus, protozoa)

  1. Faktor Neonatus
a)      Prematuritas
b)      Faktor genetik
c)      Polisitemia
d)     Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
e)      Rendahnya asupan ASI
f)       Hipoglikemia
g)      Hipoalbuminemia
Ø  Klasifikasi Ikterus
  1. 1.      Ikterus Fisiologis
    1. A.     Pengertian Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus.Ikterus ini memiliki tanda-tanda berikut :
  1. Timbul pada hari ke dua dan ketiga setelah bayi lahir
  2. Kadar biliburin Indirect tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
  3. Kecepatan peningkatan kadar biliburin tidak lebih dari 5 mg% per hari
  4. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
  5. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
  6. Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
  7. B.     Ikterus Fisiologis Yang Berlebihan Pada Bayi Prematur
Kondisi ini ditandai dengan kadar bilirubin sebesar 165µmol/l (10 mg/dl) atau lebih pada hari ke 3 atau 4 dengan puncak konsentrasi pada hari ke 5 sampai 7 yang kembali ke kadar noermal setelah bebrapa minggu.Bayi premature berisiko lebih tinggi untuk mengalami kern ikterus.Faktor penunjangnya antara lain :
  1. Keterlambatan ekspresi enzim UPD-GT
  2. Waktu hidup sel darah merah yang lebih singkat
  3. Komplikasi seperti hipoksia,asidosis dan hipotermia yang dapat mengganggu kemamuan mengikat albumin


Ø  Ikterus Patologis
Ikterus patologis Adalah Ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda-tanda berikut:
  1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
  2. Kadar bilirubin melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan
  3. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg per hari
  4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
  5. Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg %
  6. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Ø  Ikterus hemolitik
Yang berat umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut eritroblastosis etalis atau morbus hemolitikus neonaturum,penyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan bayi.
a)            Inkompatibilitas Rhesus
Sangat jarang di Indonesia karna sering terjadi di negara bagian barat karna 15 % penduduknya memiliki golongan darah rhesus negatif.Bayi Rh positif dari ibu Rh negatif tidak selamanya menunjukkan gejala-gejala klinik pada waktu lahir  (15-20%).Gejala klinik yang dapat terlihat adalah ikterus yang timbul pada hari pertama dan semakin lama semakin berat disertai anemia yang berat pula.Bila sebelum kelahiran terdapat hemolisis berat maka bayi lahir dengan oedema umum disertai ikterus dan pembesaran hepar. Terapi yang ditujukan adalah dengan memperbaiki anemia dan mengeluarkan bilirubin yang berlebih dalam serum agar tak menjadi kern ikterus.
b)           Inkompatibilitas ABO
Isoimunisasi ABO biasanya terjadi saat ibu memiliki golongan darah O dan bayi memiliki golongan darah A atau lebih jarang dijumpai bayi memiliki golongan darah B.Inkompatibilitas ABO juga diduga melindungi janin dari inkomptabilitas Rh karena antibodi A  dan anti-B ibu menghancurkan setiap sel janin yang bocor ke dalam sirkulasi maternal.Akibat hemoloisis inkompatibilitas golongan darah ABO.Ikterus dapat terjadi pada hari pertama dan kedua dan bersifat ringan.Bayi tidak terlihat sakit,anemia ringan dan hepar.Ikterus dapat menghilang dalam beberapa hari.Kalau hemolisisnya berat seringkali dilakukan transfusi tukar darah untuk mencegah kern ikterus.Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin serum sewaktu-waktu.



Tujuan Terapi antara lain :
  1. Mencegah hemolisis lebih lanjut
  2. Mengurangi kadar bilirubin
  3. Mencegah anemia
c)      Penyakit hemolitik karana kelainan eritrosit konginetal
Golongan penyakit ini dapat menimbulkan gambaran klinik yang menyerupai erotroblastosis fetalis akibat iso-imunisasi.Pada penyakit ini biasanya coombs test biasanya negative.Beberapa penyakit lain yang termasuk disini adalah sterositosis kongenital,anemia sel sabit,eliptositosis herediter
Ø  Ikterus Obstruktiva
Obstruksi dalam penyaluran empedu dapat terjadi didalam hepar dan diluar hepar,akibat obstruksi maka terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung,bila kadarnya melebihi 1 mg% maka dicurigai menyebabkan obstruksi misalnya pada sepsis,hepatitis neonaturum,pielnefritis,obstruksi saluran empedu.Penyakit lain yang dapat menyebabkan ikterus obstruktiva adalah atresia biliaris ekstraheptika,kista duktus koledokus,fibrosis kistik pancreas,kelainan-kelainan duodenum adanya pankreas yang menghalangi pengeluaran bilirubin dalam air kencing dan tinja.
Ø  Penilaian Ikterus
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dalam cahaya matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus yang merupakan resiko terjadinya kern ikterus.



No comments:

Post a Comment