Monday 29 September 2014

Tipe Audit dan Auditor

A.    Tipe Audit
Auditing umumnya dikatekgorikan menjadi 3 golongan: audit laporan keuangan, audit ketaatan/kepatuhan,dan audit operasional. Setiap tipe audit melayani tujuan yang berbeda.[1]
1.      Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.dlam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akutansi berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur dan kantor pelayanan pajak.
2.      Audit Kepatuhan/Ketaatan (Compliance Audit)
audit kepatuhaan/ketaatan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhannya umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat criteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
3.      Audit Oprasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk:
a.       Mengevaluasi kinerja.
b.      Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.
c.       Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.[2]


B.     Tipe Auditor
Auditor dapat digolongkan menjadi 3 golongan: auditor eksternal, auditor internal, dan auditor pemerintahan. Setiap auditor melayani tujuan yang berbeda.[3]

1.      Auditor Eksternal (Auditor Independen)
Auditor independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti: kreditur, investor, calon kreditor, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).

2.      Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh menejemen puncak yang telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi,dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

3.      Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggung jawaban keuangan yang ditunjukkan kepada pemerintah. Meskipun banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka), serta instansi pajak.[4]
 BPKP adalah instansi pemerintahan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Auditor yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan audit laporan keuangan instansi pemerintah, projek-projek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), projek pemerintah, dan perusahaan-perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar didalamnya.
Bepeka adalah unit organisasi dibawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang tugasnya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan Presiden RI dan aparat dibawahnya. Instansi pajak adalah unit organisasi dibawah department keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Tugas pokok auditor yang di instansi pajak adalah mengaudit pertanggung jawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintahan dengan tujuan untuk memverifikasi apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang pajak yang telah berlaku.[5]



 


KESIMPULAN

A.    Tipe Audit
Audit digolongkan menjadi 3:
1.      Audit Laporan Keuangan
Audit yang dilakukan oleh auditor independen dalam audit laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk mengyatakan kewajaran laporan keuangan.
2.      Audit Kepatuhan
Audit yang tujuannya untuk mengetahui apakah yang iaudit itu sesuai dengan peraturan atau tidaknya.
3.      Audit Operasional
Audit yang bertujuan untuk mengevaluasi, mengidentifikasi, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan.
B.     Tipe Auditor
Auditor digolongkan menjadi 3:
1.      Auditor Eksternal(Auditor Independen)
Auditor professional yang menyajikan jasa untuk kliennya dalam bidan laporan keuangan.
2.      Auditor Intern
Yang mencakup audit ketaatan dan operasional yang dilaksanakan oleh auditor intern sebagai karyawan organisasi.
3.      Auditor Pemerintah
Yang mencakup audit laporan keuangan, audit ketaatan, dan audit operasional. Yang dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah.



DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Auditing, Jakarta, salemba empat, 1998. Hal. 27-28
Henry Simamora, Auditing 1, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2002. Hal. 15
Amir Abadi Yusuf.  Auditing Pendekatan Terpadu Salemba Empat. Jakarta. 1996. Hal.23





[1]Henry Simamora, Auditing 1, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 200
2. Hal.11

[2] Mulyadi, Auditing, Jakarta, salemba empat, 1998. Hal. 28-31
[3]Henry Simamora, Auditing 1, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2002. Hal. 15
[4]Amir Abadi Yusuf.  Auditing Pendekatan Terpadu Salemba Empat. Jakarta. 1996. Hal.23
[5] Ibid. Mulyadi, Auditing, Jakarta, salemba empat, 1998. Hal. 27-28

tujuan dan manfaat pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pemasaran merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam aktivitas bisnis. Pemasaran bukan hanya sebagai sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi bagaimana pasar bisa berjalan secara kreatif dan inovatif. Pemasaran bukan hanya studi untuk menjual atau seperti yang dipahami beberapa kalangan hanyalah marketing mix(baruan pemasaran) semata. Namun, pengertian terhadap pemasaran itu sendiri cakupannya lebih luas.[1]
Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya, menangani pesaing, dan mengeluarkan produk. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk semakin inovatif dalam mengeluarkan produk yang sekiranya disukai konsumen. Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan bisa tenggelam dalam persaingan dengan produk-produk lain yang semakin memenuhi pasar.
Di lain pihak konsumen juga semakin kritis terhadap apa yang mereka terima dan harapkan dari sebuah produk. Jika ternyata tidak sesuai dengan harapan pelanggan, perusahaan tidak hanya akan kehilangan kepercayaan pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, dan pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada orang lain.[2]
B.     Rumusan Masalah
1.      Tujuan dari pemasaran sendiri itu apa?
2.      Bagaimana dalam melaksanakan pemasarannya berdasarkan tujuan dan manfaatnya?
3.      Bagaimana manfaat pemasaran itu?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui bagaimana tujuan pemasaran itu, didalam memasarkan produknya.
2.      Agar dapat menjadikan sebuah pembelajaran baru tentang tujuan dan manfaat pemasaran.
3.      Mengetahui manfaat yang dapat ditunjukkan dalam pemasaran





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tujuan Sistem Pemasaran
Memaksimalkan konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan kualitas hidup.

Walau ada kekuatan atau pelaku utama, sistem pemasaran berisikan kegiatan-kegiatan dari ratusan ribu organisasi yang ada dimuka bumi ini. Pada dasarnya masing-masing pihak mengutamakan kepetingan pribadi. Pembeli menginginkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau, pelayanan yang baik, produk yang diperoleh terjangkau, banyak pilihan dan ada jaminan.
Dan menurut saya pemasaran menghadapi banyak keputusan pada saat memepersiapkan peluncuran produk yang melalui, sebagai berikut:
1.      Konsumen mana yang dijadikan pasar sasaran.
2.      Kebutuhan dan keinginan konsumen.
3.      Produk desain dan penetapan harga.
4.      Perantara pendistribusiannya dan berapa banyak yang harus didistribusikan.
5.      Promosi yang dilakukan.
Publik mencermati apakah produk aman digunakan, apakah pembuatannya tidak merusak lingkungan, apakah persaingan dilakukan dengan adil, apakah promosi dan harga tidak menipu dan lain-lainnya.
Suatu sistem pemasaran terdiri dari berbagai subsistem pemasaran yang saling terkait dan berhubungan satu sama lainnya secara terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pemasaran melihatkan berbagai subsistem baik internal maupun eksternal terkait seperti penjual, pembeli, barang/jasa, pemasok, publik, pemerintah, sistem perekonomian, politik, budaya, dan faktor lain-lain yang saling terkait dan memberikan pengaruh terhadap hubungan organisasi dengan pasarnya. Kegiatan-kegiatan pemasaran menimbulkan berbagai pengaruh terhadap masyarakat, oleh karenanya tujuan sistem pemasaran yang dikemukakan Juga cenderung berbeda-beda.[3]
Dengan adanya sistem pemasaran, ada 4 sasaran yang bisa dicapai, yakni:
1.      Memaksimalkan konsumsi, dimana konsumen bebas mengkonsumsi atau memakai produk yang mampu dibelinya.
2.      Memaksimalkan pilihan konsumen, sebab produk yang memuaskanlah yang akan dibeli konsumen. Dan dikarenakan produsen tidak hanya satu. Satu sama lainnya tentu memberikan yang terbaik bagi konsumen agar bisa memenangkan persaingan. Memaksimalkan kepuasan konsumen. Keinginan manusia ini beragam, misalnya soal sepatu, sama-sama sepatu tetapi dari gaya dan warnanya manusia itu berbeda-beda keinginannya. Kembali lagi bahwa pemasaran dimulai dengan mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen, barulah menciptakan produk untuk memenuhinya.[4]
3.      Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan.[5]Ada beberapa cara mengukur dan mengamati tingkat kepuasan konsumen/pelanggan yaitu:
a.       Sistem Keluhan dan Saran
Misalnya dengan cara menyediakan formulir dan kotak saran di tempat-tempat tertentu yang mudah dilihat oleh konsumen. Diharapkan saran dan kritik dan konsumen tersebut dapat mengevaluasi memperbaiki kinerja organisasi di masa mendatang. Kelebihan sistem ini adalah murah dan mudah untuk diterapkan.Kekurangannya adalah kurang menggambarkan secara rinci dan lengkap.
b.      Survei Kepuasan Konsumen
Sistem keluhan dan saran kadang-kadang dirasakan tidak memadai, karena tidak menggambarkan secara engkap kepuasan dan kekecewaan konsumen.Berdasarkan penelitian ternyata banyak konsumen yang merasa kecewa atau tidak puas terhadap suatu produk atau pelayanan tidak menyampaikannya melalui kotak saran yang telah disediakan. Beberapa konsumen mungkin merasa bahwa keluhannya tidak akan berlanjut atau banyak yang tidak ditanggapi. Kelebihan sistem ini adalah menggambarkan keluhan dan kepuasan konsumen secara lengkap karena beberapa buah pertanyaan telah direncanakän dan dipersiapkan secara matang, misalnya dalam bentuk wawancara atau kuesioner.[6]

4.      Memaksimalkan kualitas hidup. Dengan konsumsi yang lebih tinggi, kepuasan yang lebih besar serta pilihan yang lebih banyak.[7] Dan dengan adanya sistem pemasaran, kualitas, persediaan, dan harga barang akan lebih berkembang yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat.[8]
Apabila kepuasan konsumen tersebut terpenuhi, maka hasil penjualan produknya akan meningkat, dan akhirnya tujuan pemasaran dapat tercapai, yaitu perolehan laba. Sebaliknya, apabila perusahaan melalaikan kebutuhan konsumen dan hanya berfikir dari sudut pandang produsen saja, kemungkinan hasil penjualan produknya akan menurun, sehingga laba yang diperoleh minim, bahkan dapat terjadi adanya kerugian. Kepuasan konsumen adalah segalanya bagi perusahaan yang berorientasi kepada pemasaran/marketing.[9]
Perlu diketahui bahwa pembentukan organisasi pemasaran sangat penting dalam rangka konsep pemasaran yang terpadu (integred marketting), agar pelaksanaannya dapat terkoordinasikan terarah pencapaian tujuan pemasaran. Sebenarnya bila dibicarakan mengenai pemasaran yang terpadu, ini akan berkaitan pada dua hal, yakni:
a.       Marketting mix yakni usaha-usaha untuk mengintegrasikan peralatan pemasaran (marketting tools) yang terdiri dari unsur-unsur yang kita kenal dengan produk (product), harga (prince), penyaluran (place), dan promosi (promotion) 4P.
b.      Organisasi pemasaran dan perusahaan untuk perpaduan usaha-usaha dari bagian-bagian yang ada di pemasaran dan di perusahaan, walaupun kemungkinan terdapat konflik, maka hal ini hendaknya diperkecil dengan usaha-usaha koordinasi.[10]

B.     Tujuan Penggunaan Konsep Pemasaran
Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan share pasar. Didalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.
Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahandalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lain.konsep pemasaran ini telah banyak menunjukkan manfaat dan telah banyak dianut oleh perusahaan di negara-negara maju dan berkembang seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman Barat.
Umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan ini lah yang mampu menguasai pasar dalam waktu jangka panjang.[11]

C.    Manfaat Pemasaran
Form, Place, Time, Informasi and Utility
Keempat tujuan diatas dapat tercapai apabila pemasaran memberikan konstribusi atau manfaat. Agar keempat tujuan diatas tercapai, pemasaran harus memberikan manfaat seperti dibawah ini:
1.      Kegunaan bentuk(form utility)
Pada intinya, pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu, dan organisasi dengan cara menciptakan dan mempertukarkan nilai satu sama lain. Contohnya: kayu menjadi meja. Pemasaran mendorong terjadinya perubahan bentuk dari bahan baku maupun komponen menjadi barang jadi.
2.      Kegunaan tempat(place utility)
Kegunaan ini diperoleh konsumen karena dengan pemasaran, produk dibuat pada tempat yang dapat didatangi.
3.      Kegunaan waktu(time utility)
Ini berkaitan bahwa dengan kenyatan bahwa konsumen dapat memperoleh produk pada saat yang diinginkan.
4.      Kegunaan informasi(informasi utlity)
Pemasaran melakukan promosi untuk menginformasikan produk kepada konsumen, membujuk konsumen agar membeli dan mengingatkan konsumen agar tidak melupakan produknya. Dalam tugas menginformasikan tersebut, konsumen memperoleh manfaat berupa pengetahuan mengenai produk maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan produk. Contohnya: iklan susu anlen. Dalam iklan tersebut disebutkan bahwa tulang akan semakin kropos sejalan dengan bertambahnya usia. Dari iklan tersebut diperoleh dua informasi, yakni efek negatif yang terjadi pada tulang bersamaan dengan semakin bertambahnya usia dan sesuatu yang dapat mencegah efek negatif tersebut.
5.      Kegunaan kepemilikan(possession utility)
Kegunaan ini terjadi pada saat konsumen membeli produk dan kepemilikan dialihkan dari penjual kepada konsumen.[12]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam pemasaran terdapat tujuan dan manfaatnya, dimana tujuan dari pemasaran itu yakni:
1.      Memaksimalkan konsumsi.
Jika dalam mengkonsumsi ini konsumen bebas untuk membeli atau tidak produk yang menurutnya mampu untuk dibeli.
2.      Memaksimalkan kepuasan konsumen.
Melalui pelayanan yang diinginkan oleh konsumen, dengan melihat atau mengamati tingkat kepuasan konsumen.
3.      Memaksimumkan pilihan konsumen.
Dengan berbagai macam produk yang dapat memuaskan konsumen, maka banyak beragam, dan jenis barang yang di produksi. Guna untuk melayani pilihan konsumen dan persaingan antar produsen.
4.      Memaksimumkan kualitas hidup konsumen.
Tujuan yang bernilai bagi sistem pemasaran. Dengan adanya sistem pemasaran, kualitas, persediaan, dan harga barang akan lebih berkembang yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat.
Kemudian dalam manfaatnya ini berdasarkan:
1.      Kegunaan dalam bentuk
2.      Kegunaan dalam waktu
3.      Kegunaan dalam tempat
4.      Kegunaan dalam informasi
Dan dengan demikian adanya keterkaitan dari manfaat diatas, dalam pengambilan manfaat pemasaran ini. Yang disitu bersetujuan untuk mencapai sebuah target yang maksimal didalam melakukan sebuah pemasaran (marketting).
DAFTAR PUSTAKA

Anggi,Fungsi Perusahaan Pemasaran, http://anggirocker.blogspot.com, 24 September 2014
Nurul Aulia Rahma, Pemasaran , http://nurulauliarahma.blogspot.com, 24 September 2014
Hemawan Kertajaya dan Sakir Sula, Pengantar Muhammad Syafi’i Antonio, Syariah Marketing,  Bandung:  Mizan Media Utama, 2006
Setiadi, Nugroho J.,Perilaku Konsumen, Jakarta, Kencana, 2003
Bilson Simamora, MEMENANGKAN PASAR Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable,           Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2003
Sofjan Assauri, M.B.A MANAJEMEN PEMASARAN Dasar, Konsep & Strategi, Jakarta:                      PT Rajagrafindo Persada, 2011
Kasmir, Manajemen Perbanka, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012



[1] Hemawan Kertajaya dan Sakir Sula, Pengantar Muhammad Syafi’i Antonio, Syariah Marketing, Bandung: Mizan Media Utama, 2006, hlm. 139
[2] Setiadi, Nugroho J.,Perilaku Konsumen, Jakarta, Kencana, 2003, Hal. 16

[3] Anggi,Fungsi Perusahaan Pemasaran, http://anggirocker.blogspot.com, 24 September 2014

[4] Bilson Simamora, MEMENANGKAN PASAR Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, Jakarta, 2003, PT Gramedia Pustaka Utama, Hal.15-16
[5] Dr.Kasmir, SE., M.M., MANAJEMEN PERBANKA, Jakarta, 2012, PT Rajagrafindo Persada, Hal.197
[6] Anggi,Fungsi Perusahaan Pemasaran, http://anggirocker.blogspot.com, 24 September 2014
[7] Bilson Simamora, MEMENANGKAN PASAR Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, Jakarta, November 2003, PT Gramedia Pustaka Utama,Hal.16
[8]Anggi,Fungsi Perusahaan Pemasaran, http://anggirocker.blogspot.com, 24 September 2014
[9] Nurul Aulia Rahma, Pemasaran , http://nurulauliarahma.blogspot.com, 24 September 2014
[10] Prof.Dr.Sofjan Assauri, S.E., M.B.A MANAJEMEN PEMASARAN Dasar, Konsep & Strategi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, PT Rajagrafindo Persada, 2011, Hal.325
[11] Ibid.85-86
[12] Bilson Simamora, MEMENANGKAN PASAR Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, Jakarta, 2003, PT Gramedia Pustaka Utama, Hal.16-18