BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang
diabaikan para ahli astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas gagasan
bahwa alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam mengkaji alam
semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan
tidak mempunyai awal. Tidak ada momen "penciptaan", yakni momen
ketika alam semesta dan segala isinya muncul.
Gagasan "keberadaan abadi" ini sesuai dengan pandangan orang
Eropa yang berasal dari filsafat materialisme. Filsafat ini, yang awalnya
dikembangkan di dunia Yunani kuno, menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya
yang ada di jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan akan ada
selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda selama zaman
Romawi, namun pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad Pertengahan, materialisme
mulai mengalami kemunduran karena pengaruh filsafat gereja Katolik dan Kristen.
Setelah Renaisans, materialisme kembali mendapatkan penerimaan luas di antara
pelajar dan ilmuwan Eropa, sebagian besar karena kesetiaan mereka terhadap
filsafat Yunani kuno.
Immanuel Kant-lah yang pada masa Pencerahan Eropa, menyatakan dan mendukung
kembali materialisme. Kant menyatakan bahwa alam semesta ada selamanya dan
bahwa setiap probabilitas, betapapun mustahil, harus dianggap mungkin. Pengikut
Kant terus mempertahankan gagasannya tentang alam semesta tanpa batas beserta
materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan bahwa alam semesta tidak mempunyai
awal- bahwa tidak pernah ada momen ketika jagat raya diciptakan-secara luas
diterima. Pandangan ini dibawa ke abad ke-20 melalui karya-karya materialis
dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich Engels.
Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme.
Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai
permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja,
memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu
ini dengan mengajukan gagasan bahwa "alam semesta ada selamanya",
meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti
itu. Georges Politzer, yang mendukung dan mempertahankan gagasan ini dalam
buku-bukunya yang diterbitkan pada awal abad ke-20, adalah pendukung setia
Marxisme dan Materialisme.
Dengan mempercayai kebenaran model "jagat raya tanpa batas",
Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fondamentaux de
Philosophie ketika dia menulis:
Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka
jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari
ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal,
keberadaan momen ketika alam semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari
ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima sains.
Politzer menganggap sains berada di pihaknya dalam pembelaannya terhadap
gagasan alam semesta tanpa batas. Kenyataannya, sains merupakan bukti bahwa
jagat raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan. Dan seperti yang dinyatakan
Politzer sendiri, jika ada penciptaan maka harus ada penciptanya.
B.
Rumusan
Masalah
Makalah
tentang proses terjadinya alam semesta dan asalmula kejadian manusia. Mencakup
beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.
Asal mula penciptaan alam semesta?
2.
Teori penciptaan alam semesta?
3.
Asal mula penciptaan makhluk hidup?
C.
Tujuan
Masalah
Penulis makalah ini memilih beberapa tujuan antara
lain adalah :
1.
Untuk mengetahui/memahami terciptanya alam semesta
serta terjadinya kehidupan di muka bumi.
2.
Agar kita bisa mengambil hikmah dari apa terjadi
bebera tahun silam berkaitan dengan terciptanya alam semesta ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembentukan Alam Semesta
1.
Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima
secara ilmiah sekarang untuk menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta
(universe).Teori ini berbunyi:
“ Alam semesta diciptakan
kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang lalu,kejadiannya
berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval
Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang
menyebabkan berhamburannya seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke
segala arah.”
Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang
berhasil mereka ulang pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai
dari pristiwa Big Bang bahkan saat ini mereka dapat memperkirakan bagaimana
bentuk alam semesta ini beberapa abad nanti, contohnya jika Galaksi
Bimasakti (Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi
tetangga yang paling dekat yaitu Galaksi
Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat
mereka akan bertabrakan.
2.
Proses Terjadinya Alam Semesta
Alam semesta ini sangat besar, sehingga kita sulit mengetahui seberapa
besar dan luasnya. Alam semesta terdiri dari miliaran galaksi dan benda-benda
langit yang tidak terhitung banyaknya, ini adalah kebesaran Allah SWT. Hanya
sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa
dikenali, sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
Sepanjang sejarah dunia, manusia mempunyai rasa ingin tahu yang amat besar
tentang dunia ruang angkasa yang sangat luas. Ini terbukti dari dikirimnya
astronot ke luar angkasa sejak dulu sampai yang pertama bisa menginjak bulan
adalah pesawat Apollo. Hingga saat ini kejadian alam yang sementara berlaku
adalah teori Big Bang,
yaitu teori ledakan besar.
Menurut teori Big Bang terbentuknya bumi 14 miliar tahun yang lalu karena
adanya ledakan besar. Hal ini menunjukkan bahwa dahulu ruang angkasa, galaksi,
planet-planet, matahari, bumi, dan semua benda yang ada di alam semesta menjadi
satu. Kemudian terpisah karena terjadinya ledakan besar sehingga terbentuk bumi
seperti sekarang ini.
Dari ledakan besar tersebut membuat “keteraturan” di alam semesta ini.
Miliaran galaksi, planet, dan benda-benda lain bisa tersusun rapi dan berfungsi
dengan tepat. Sungguh sempurna keteraturan tersebut.
Jika kita melihat kembali yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an Az-zumar
ayat 5:
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
Dan Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 33:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan”
Dari potongan ayat diatas jelaslah bahwa bumi dan semua benda-benda ruang
angkasa saling berputar secara teratur. Dan manusia boleh meneliti apa yang ada
di angkasa luas, tetapi jangan lupa bahwa semua sesuai kehendak Allah SWT.
3. Asal Mula Penciptaan Alam Semesta
Ilmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan
maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu
saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus
pandang, The First Three Minutes,
a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak
diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat
melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap'
semacam itu.
Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana
seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah
berfirman di dalam Al Qur'an:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ
وَهِيَ دُخَانٌ
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)
Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet,
galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan.
Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah
telah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. (Al Anbiya, 21:30)
Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah
Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences,
Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik
tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui
sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para
ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui
berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah
kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang
fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui,
melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal
yang satu."
4.
Teori Alam Yang Berosilasi (Oscillating Theory)
Weinberg menggambarkan bahwa alam semesta
berkembang kempis, meledak dan berekspansi untuk kemudian kembali lagi mengecil
berulang-ulang tanpa awal dan tanpa akhir. Teori ini jelas mencoba mengingkari
Sang Kreator Agung sebagai pencipta alam semesta yang memulai/menciptakan
alam dari tiada menjadi ada.
5.
Teori Alam Dalam Keadaan Tetap (Steady State Universe Theory)
Teori Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam semesta selalu memuai dengan
laju tetap dan materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya, dalam ruang
tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Teori ini diajukan
oleh ahli kosmologi bangsa Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold).
Dikatakan bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di mana-mana
sama setiap saat. Agar alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka perlu
diciptakan bahan baru secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan tekanan yang
memaksa alam semesta memuai secara terus-menerus. Bahan baru tersebut
selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang ditimbulkan
karena pemuaian.
Penciptaan zat berkesinambungan dalam ruang angkasa yang nampaknya kosong
itu, diterima secara skeptis oleh para ahli, termasuk Wilson dan Penzias, ahli
astronomi radio. Dalam observasinya pada
tahun 1964, kedua ilmuwan ini menemukan sisa radiasi gelombang makro disegenap
penjuru alam. Penemuan radiasi gelombang ini merupakan efek dari ledakan
dahsyat. Hal ini kemudian memperkuat teori Big Bang. Karena berbagai fakta
astrofisika ditemukan. Maka Hoyle dan para ilmuwan yang sepaham dengannya,
mulai meninggalkan teori keadaan tetap yang digagasnya sendiri itu.
6.
Terbentuknya Materi Padat
Setelah big bang sampai 300.000 tahun kemudian,
bentuk materi masih berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya
bintang-bintang berukuran sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya berusia
pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah meledak gas-gasnya
menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk bintang-bintang
lagi yang berukuran lebih kecil.
Meledak kembali, demikian terus menerus untuk
beberapa kali sampai akhirnya terbentuk materi-materi berat di inti
bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat inilah yang kemudian
membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini seperti
planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari
materi-materi berat ini.
Jadi, materi-materi padat dibentuk di dalam inti
bintang melalui proses fusi nuklir (peleburan / penyatuan materi nuklir) dan
dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen dan helium. Sementara
materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen hingga besi
dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan tekanannya lebih
memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat bintang-bintang
tersebut meledak.
B.
Proses
Pembentukan Bumi Menurut Al-Qur'an Dan Al- Hadist
Penciptaan alam
semesta beserta isinya memang mengandung makna yang dalam, Allah SWT
sebagai Sang Pencipta Yang menciptakan jagat raya ini tidak langsung
berbentuk dan langsung bisa ditempati, akan tetapi melalui tahapan dan
jangka waktu. Bukan karena Allah tidak mampu untuk melakukannya tetapi manusia
diajarkan untuk berpikir bagaimana proses terjadinya bumi dan langit, serta
mengapa diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa ditempati
untuk makhluk hidup. Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang
menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa.
1.
Proses
Terbentuknya Bumi menurut Al-Qur’an
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan.” (QS. Qaaf : 38)
Yang dimaksud
dengan enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
·
2
masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan
fondasi.
·
2
masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.
·
2
masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati
bumi.
Dan dipertegas
dengan beberapa ayat lain yang mengisahkan cerita yang sama. Yakni;
"Dan
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah):
"Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang
yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata." (QS. Huud : 7)
"Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa,
kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah
(tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia." (QS.
Al Furqaan : 59)
2.
Proses
Pembentukan Bumi menurut Al-Hadist
Diriwayatkan
dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda, “Dahulu Ka’bah adalah
bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya.”
(An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Ulasan Hadist
Hadis yang
dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama dahulu maupun modern
mengandung fakta ilmiah yang belum ditemukan manusia kecuali pada pertengahan
dekade 60-an abad ke-20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan
pakar dan waktu yang cukup panjang, dibuktikanlah pada umat manusia bahwa
bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh dengan air sampai tidak ada kawasan
kering yang tampak sedikitpun.
Kemudian Allah
menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung berapi
hebat yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama lain,
membentuk rentetan pegunungan di tengah samudera belantara ini. Pegunungan ini
terus meninggi dan meninggi sampai tampak ke permukaan air yang membentuk
daratan pertama dalam bentuk pulau vulkanik yang mirip dengan sejumlah
kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di seluruh samudera, misalnya
kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai.
Sampai sekarang
kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak rantai
pegunungan samudera. Dengan terus menerus berlangsungnya aktivitas gunung
berapi, kepulauan vulkanik pertama inipun berkembang secara bertahap melalui proses
pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh karena
pergolakan gunung berapi yang berkelanjutan) sehingga terbentuklah benua induk
yang dikenal dengan nama Benua Pangea.
C.
Hipotesis (Keadaan-Stabil)
Teori Dentuman Besar dengan cepat diterima luas
oleh dunia ilmiah karena bukti-bukti yang jelas. Namun, para ahli astronomi
yang memihak materialisme dan setia pada gagasan alam semesta tanpa batas yang
dituntut paham ini menentang Dentuman Besar dalam usaha mereka mempertahankan doktrin
fundamental ideologi mereka. Alasan mereka dijelaskan oleh ahli astronomi
Inggris, Arthur Eddington, yang berkata, “Secara filosofis, pendapat tentang
permulaan yang tiba-tiba dari keter-aturan alam sekarang ini bertentangan
denganku.
Ahli astronomi lain yang menentang teori Dentuman
Besar adalah Fred Hoyle. Sekitar pertengahan abad ke-20 dia mengemukakan sebuah
model baru yang disebutnya “keadaan-stabil”, yang tak lebih suatu per-panjangan
gagasan abad ke-19 tentang alam semesta tanpa batas. Dengan menerima
bukti-bukti yang tidak bisa disangkal bahwa jagat raya mengembang, dia
berpendapat bahwa alam semesta tak terbatas, baik dalam dimensi maupun waktu.
Menurut model ini, ketika jagat raya mengembang,
materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang tepat
sehingga alam semesta tetap berada dalam “keadaan-stabil”. Dengan satu tujuan
jelas mendukung dogma “materi sudah ada sejak waktu tak terbatas”, yang
merupakan basis filsafat mate-rialis, teori ini mutlak bertentangan dengan “teori
Dentuman Besar”, yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan.
Pendukung teori keadaan-stabil Hoyle tetap berkeras menentang Dentuman Besar
selama bertahun-tahun. Namun, sains menyangkal mereka.
D.
Evolusi Alam Semesta
Naluri manusia selalu ingin mengetahui asal usul
sesuatu, termasuk asal-usul alam semesta. Berbagai hasil pengamatan dianalisis
dengan dukungan teori-teori fisika untuk mengungkapkan asal-usul alam semesta.
Teori yang kini diyakini bukti-buktinya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula
dari ledakan besar (Big Bang) sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Semua materi
dan energi yang kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang
berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini jangan dibayangkan seolah olah titik itu
berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik
materi, energi, maupun ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil,
hanya satu titik tak berdimensi.
Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang
dapat dianggap sebagai pusat ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam
semesta tidak seperti ledakan bom yang meledak dari satu titik ke segenap
penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh alam turut serta dalam ledakan
itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta mengembang
tiba tiba secara serentak. Ketika itulah mulainya terbentuk materi, ruang, dan
waktu.
Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah
hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari
reaksi fusi nuklir di dalam bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti
karbon, oksigen, nitrogen, dan besi. Kandungan unsur-unsur berat dalam
komposisi materi bintang merupakan salah satu "akte" lahir bintang.
Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu "generasi
muda" yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua.
Materi pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang
berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang berasal
dari satu kesatuan.
Bukti-bukti pengamatan menunjukkan bahwa alam
semesta mengembang. Spektrum galaksi galaksi yang jauh sebagian besar
menunjukkan bergeser ke arah merah yang dikenal sebagai red shift (panjang
gelombangnya bertambah karena alam mengembang). Ini merupakan petunjuk bahwa galaksi
galaksi itu saling menjauh. Sebenarnya yang terjadi adalah pengembangan ruang.
Galaksi galaksi itu (dalam ukuran alam semesta hanya dianggap seperti partikel
partikel) dapat dikatakan menempati kedudukan yang tetap dalam ruang, dan ruang
itu sendiri yang sedang berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar
alam ini. Oleh karenanya kita tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta
ini.
Secara sederhana, keadaan
awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat diilustrasikan dengan pembuatan
roti. Materi pembentuk roti itu semula terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian
mulai mengembang. Dengan kata lain "ruang" roti sedang mengembang.
Butir butir partikel di dalam roti itu (analog dengan galaksi di alam semesta)
saling menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (analog dengan alam).
Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu
partikel di dalam roti itu. Di luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang
lain, karena pengetahuan kita, yang berada di dalam roti itu, terbatas hanya
pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah, kita tidak mengenal alam fisik
lain di luar dimensi "ruang waktu" yang kita kenal.
Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di
peroleh dari pengamatan radio astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal
pembentukan itu masih berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus
mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun makin panjang, menjadi gelombang
radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai radiasi latar belakang kosmik
(cosmic background radiation) yang dapat dideteksi dengan teleskop radio.
E.
Galaksi
Berdasarkan Hipotesis Fowler, galaksi berawal
dari suatu kabut gas pijar dengan massa yang sangat besar. Kabut ini kemudian
mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Ada
massa yang tertinggal, yakni pada bagian luar dari kabut pijar tadi. Massa itu
juga mengadakan kontraksi dan kondensasi maka terbentuklah gumpalan gas pijar
yaitu bintang-bintang. Bagi yang bermassa besar masih berupa kabut bintang.
Dengan cara yang sama, bagian luar bintang yang tertinggal juga mengadakan
kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga bagian planet
membentuk satelit bulan.
Bima Sakti atau Milky Way, berbentuk seperti kue cucur. Matahari
kita terletak kira-kira pada jarak 2/3, dihitung dari pusat galaksi itu sampai
ke tepiannya.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai
pusat, benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet,
debu dan gas antarplanet beredar mengelilinginya. Teori-teori yang mendukung
terbentuknya tata surya, antara lain Hipotesis Nebular, Hipotesis
Planettesimal, Teori Tidal, Teori Bintang Kembar, Teori Creatio Continua dan
Teori G.P. Kuiper.
F.
Susunan Tata Surya
Matahari kita dikelilingi oleh sembilan
planet. Empat buah yang dekat dengan Matahari disebut planet dalam, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Lima lainnya yang disebut planet luar berada
relatif jauh dengan Matahari dan umumnya besar-besar. Mereka adalah Jupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Anggota. tata. surya yang lain adalah:
1.
Asteroida, berbentuk semacam planet tetapi sangat
kecil, bergaris tengah 500 mil, jumlahnya lebih dari 2.000 buah dan terletak
antara Mars dan Jupiter.
2.
Komet atau bintang berekor. Garis edarnya
eksentrik, perihelionnya sangat dekat dengan matahari, sedangkan aphelionnya
sangat jauh, berupa bola gas pijar seperti matahari.
3.
Meteor, merupakan batuan dingin yang terjadi akibat
gaya tarik bumi sehingga masuk ke atmosfer menjadi pijar karena bergesekan
dengan atmosfer.
G.
Deskripsi Dan Model Alam Semesta
`Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi
dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak
penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas
alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan
rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad.
Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu
alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas
seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3
(oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe,
1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672),
jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley,
1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan
panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Benda langit yang terdekat dengan bumi adalah
bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi, tak
henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan
sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan
tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi
Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Pada siang hari, pemandangan langit sebatas
langit biru dan matahari atau bulan kesiangan; sedang di saat fajar dan senja,
langit merah di kaki langit timur dan barat. Interaksi cahaya matahari dengan
angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna warni.
Matahari sendiri adalah satu di antara beragam
bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan
Matahari 5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK)
yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi
kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah
dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.
Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam
semesta yang luas, mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka
bumi seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati,
ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan
tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan
mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi
yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.
H.
Bumi Dan Planet-Planet Lainnya
Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang
ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan
memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama
bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak
berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan
Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi
dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh
gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta
tahun untuk sekali edar penuh.Pengiring Matahari lainnya adalah planet
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid,
komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas,
bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih seperti
planet Bumi.
Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran
wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai
pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab.
Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah,
namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta
penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga
galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu,
pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter,
yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada
abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala
panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada
dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi,
massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta, manusia
mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman
Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman
Bintang, (106 – 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 – 1039 tahun),
Zaman Black Hole, (1040 – 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta
menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika materi
meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah),
akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai
keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran
hal-hal berikut: jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi
ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule), energi radiasi matahari
sebesar 1026 watt, energi Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule,
energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule, energi
penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule, energi yang
dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi
manusia, walaupun melalui proses yang panjang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam
semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy,
bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan satelit-satelit. Yang
dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan kebenarannya melalui
penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Penciptaan Alam Semesta, http:// jmvfkhua.files.wordpress.com, pdf
Tentang
Penciptaan Alam Semesta,
http:// gramedia-online-download-buku-gratis.blogspot.com, pdf
Nisa
Mafrucha, Asal Mula Penciptaan Alam Semesta, 11/18/2011,
http://niesamafruchas.blogspot.com/
Dul
Rohman, teori pembentukan alam semesta, 2012/06,
http://skripsi-dulrohman.blogspot.com
Fattahillah
Al-Ayyubi, Teori Terbentuknya Alam Semesta, /2012/10/,
http://sastra-berkarya.blogspot.com
Syamsul Hadi, TERBENTUKNYA
ALAM SEMESTA DAN PENGHUNINYA PERSPEKTIF BARAT (SEKULER), 2010/01/05,
http://hadirukiyah2.blogspot.com
Nisa Mafrucha, Asal Mula
Penciptaan Alam Semesta, 11/18/2011,
http://niesamafruchas.blogspot.com/, 14 november 2014
Syamsul Hadi, TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
DAN PENGHUNINYA PERSPEKTIF BARAT (SEKULER), 2010/01/05, http://hadirukiyah2.blogspot.com, 13 November
2014