IKTERUS
FISIOLOGIS
Ikterus
fisiologis
Ø Pengertian Ikterus
Fifiologis
Ikterus adalah perubahan warna kuning pada
kulit dan sclera yang terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin didalm darah
(Fraser,2012).
Ikterus
adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/ml
dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari liper, sistem
biliary, atau sistem hematologi (Muslihatun, 2010).
Ikterus
adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia.Ikterus merupakan salah satu
kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir,sebanyak 25-50% pada bayi
cukup bulan dan 80 % pada bayi berat lahir rendah (Dewi,2012).
Ikterus
fisiologis (ikterus neonaturum) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit
dan selaput mata pada bayi baru lahir karen adanya bilirubin pada kulit dan
selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(Hidayat,2008)
Ikterus
pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi
lagi pada neonatus kurang bulan. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan
suatu gejala fisiologis atau patologis, misalnya pada inkomplitibilitas Rhesus
dan ABO, sepsis, penyumbatan saluran empedu dan sebagainya (Sarwono, 2010).
Bilirubin
adalah roduk sampingan dari pemecahan heme yang sebagian besar ditemukan di sel
darah merah.el darah merah yang sudah tua,imatur atau cacat dikeluarkan dari
sirkulasi dan dipecahkan di dalam system retikuloendoelial (hati,limpa dan
makrofag) dan haemoglobin menjadi produk seknder dari heme globin dan zat besi
(Fraser,2012)
Kadar
bilirubin dalam serum tali pusat yang beraksi indirek adalah 1-3 mg/dl/24
jam,dengan demikian ikterus dapat dilihat pada hari ke 2 sampai hari 3,biasanya
berpuncak antara hari ke 2 dan ke 4 dengan kadar 5-6 mg/dl dan menurun sampai
dibawah 2 mg/dl,antara umur ke 5 dan ke 7.Ikterus yang disertai dengan
perubahan-perubahan ini disebut fisilogis dan disebabkan karena kenaikan
produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin dikombinasi dengan
keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh hati.Secara keseluruhan 6-7%
bayi cukup bulan mempunyai kadar bilirubin indirek lebih besar dari 12,9 mg/dL
dan kurang dari 3% mempunyai kadar yang lebih besar dari 15 mg/dL.
Pada
bayi prematur kenaikan bilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebh lambat
dari pada kenaikan bilirubin pada bayi cukup bulan tetapi jangka waktunya lebih
lama,yang biasanya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi,puncaknya dicapai
antara hari ke 4 dan ke 7.Biasanya kadar puncak 8-12 mg/dL tidak dicapai
sebelum hari ke 5-ke 7 dan ikterus jarang diamati sesudah hari ke 10
(Wahab,2012).
Ø Etiologi
- Prahepatik (Ikterus
hemolitik)
Ikterus
ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis
sel darah merah (ikterus hemolitik).Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh
beberapa faktor,diantaranya adalah infeksi,kelainan sel darah merah dan toksin
dari luar tubuh,serta dari tubuh itu sendiri.
- Pascahepatik (Obstruktif)
Adanya
obstruktif pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan
kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk kedalam aliran darah,sebagian masuk
dalam ginjal dan dieksresikan dalam urine.Sementara itu sebagian lagi tertimbun
dalam tubuh sehingga kulit dan sclera berwarna kuning kehijauan serta
gatal.sebagai akibat dari obstruksi saluran empedu menyebabkan eksresi
bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang,sehingga feses akan berwarna
putih keabu-abuan,liat dan seperti dempul.
- Hepatoseluler(ikterus
hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati
mengalami kerusakan,maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi
bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah.Bilirubin
direct mudah diekresikan oleh ginjal karena sifatnya yang mudah larut dalam
air,namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah
Faktor Resiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus
neonatorum:
- Faktor
Maternal
a)
Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
b)
Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
c)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
- Faktor
Perinatal
a)
Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
b)
Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
- Faktor
Neonatus
a)
Prematuritas
b)
Faktor genetik
c)
Polisitemia
d)
Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
e)
Rendahnya asupan ASI
f)
Hipoglikemia
g)
Hipoalbuminemia
Ø Klasifikasi Ikterus
- 1.
Ikterus Fisiologis
- A. Pengertian Ikterus
fisiologis
Ikterus
fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak
mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus.Ikterus
ini memiliki tanda-tanda berikut :
- Timbul pada hari ke dua dan
ketiga setelah bayi lahir
- Kadar biliburin Indirect
tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada
neonatus kurang bulan
- Kecepatan peningkatan kadar
biliburin tidak lebih dari 5 mg% per hari
- Ikterus menghilang pada 10
hari pertama
- Tidak terbukti mempunyai
hubungan dengan keadaan patologis
- Kadar bilirubin direct
tidak lebih dari 1 mg%
- B. Ikterus Fisiologis
Yang Berlebihan Pada Bayi Prematur
Kondisi
ini ditandai dengan kadar bilirubin sebesar 165µmol/l (10 mg/dl) atau lebih
pada hari ke 3 atau 4 dengan puncak konsentrasi pada hari ke 5 sampai 7 yang
kembali ke kadar noermal setelah bebrapa minggu.Bayi premature berisiko lebih
tinggi untuk mengalami kern ikterus.Faktor penunjangnya antara lain :
- Keterlambatan ekspresi
enzim UPD-GT
- Waktu hidup sel darah merah
yang lebih singkat
- Komplikasi seperti
hipoksia,asidosis dan hipotermia yang dapat mengganggu kemamuan mengikat
albumin
Ø Ikterus Patologis
Ikterus
patologis Adalah Ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin
mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis
memiliki tanda-tanda berikut:
- Ikterus terjadi dalam 24
jam pertama
- Kadar bilirubin melebihi
10mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus cukup
bulan
- Peningkatan bilirubin
melebihi 5 mg per hari
- Ikterus menetap sesudah 2
minggu pertama
- Kadar bilirubin direct
lebih dari 1 mg %
- Mempunyai hubungan dengan
proses hemolitik
Ø Ikterus
hemolitik
Yang
berat umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut eritroblastosis
etalis atau morbus hemolitikus neonaturum,penyakit hemolitik ini biasanya
disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan bayi.
a)
Inkompatibilitas
Rhesus
Sangat
jarang di Indonesia karna sering terjadi di negara bagian barat karna 15 %
penduduknya memiliki golongan darah rhesus negatif.Bayi Rh positif dari ibu Rh
negatif tidak selamanya menunjukkan gejala-gejala klinik pada waktu lahir
(15-20%).Gejala klinik yang dapat terlihat adalah ikterus yang timbul pada hari
pertama dan semakin lama semakin berat disertai anemia yang berat pula.Bila
sebelum kelahiran terdapat hemolisis berat maka bayi lahir dengan oedema umum
disertai ikterus dan pembesaran hepar. Terapi yang ditujukan adalah dengan
memperbaiki anemia dan mengeluarkan bilirubin yang berlebih dalam serum agar
tak menjadi kern ikterus.
b)
Inkompatibilitas
ABO
Isoimunisasi
ABO biasanya terjadi saat ibu memiliki golongan darah O dan bayi memiliki
golongan darah A atau lebih jarang dijumpai bayi memiliki golongan darah B.Inkompatibilitas
ABO juga diduga melindungi janin dari inkomptabilitas Rh karena antibodi
A dan anti-B ibu menghancurkan setiap sel janin yang bocor ke dalam
sirkulasi maternal.Akibat hemoloisis inkompatibilitas golongan darah
ABO.Ikterus dapat terjadi pada hari pertama dan kedua dan bersifat ringan.Bayi
tidak terlihat sakit,anemia ringan dan hepar.Ikterus dapat menghilang dalam
beberapa hari.Kalau hemolisisnya berat seringkali dilakukan transfusi tukar
darah untuk mencegah kern ikterus.Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan
kadar bilirubin serum sewaktu-waktu.
Tujuan Terapi antara lain :
- Mencegah hemolisis lebih
lanjut
- Mengurangi kadar bilirubin
- Mencegah anemia
c)
Penyakit hemolitik karana kelainan eritrosit konginetal
Golongan
penyakit ini dapat menimbulkan gambaran klinik yang menyerupai erotroblastosis
fetalis akibat iso-imunisasi.Pada penyakit ini biasanya coombs test biasanya
negative.Beberapa penyakit lain yang termasuk disini adalah sterositosis
kongenital,anemia sel sabit,eliptositosis herediter
Ø Ikterus
Obstruktiva
Obstruksi dalam penyaluran empedu dapat
terjadi didalam hepar dan diluar hepar,akibat obstruksi maka terjadi penumpukan
bilirubin tidak langsung,bila kadarnya melebihi 1 mg% maka dicurigai
menyebabkan obstruksi misalnya pada sepsis,hepatitis
neonaturum,pielnefritis,obstruksi saluran empedu.Penyakit lain yang dapat
menyebabkan ikterus obstruktiva adalah atresia biliaris ekstraheptika,kista
duktus koledokus,fibrosis kistik pancreas,kelainan-kelainan duodenum adanya
pankreas yang menghalangi pengeluaran bilirubin dalam air kencing dan tinja.
Ø Penilaian Ikterus
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan
dalam cahaya matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk
menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.Ada beberapa cara untuk
menentukan derajat ikterus yang merupakan resiko terjadinya kern ikterus.